Kamis, 28 Januari 2010

SYIRIK

Dosa Syirik tidak akan diampuni kecuali ia bertaubat kepada Allah..
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Q.S An-Nisa’: 48).


Dan Syirik akan membuat pelakunya diharamkan Syurga untuknya dalam firman-Nya yang artinya, “Barangsiapa yang menyekutukan Allah, pasti Allah haramkan atasnya untuk masuk surga. Dan tempatnya adalah di neraka. Dan tidak ada bagi orang yang dhalim ini seorang penolongpun.” (Q.S Al-Ma’idah: 72).
Dari Jabir radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barang siapa yang berjumpa Allah dalam keadaan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya, niscaya masuk surga. Dan barang siapa yang berjumpa Allah dalam keadaan memepersekutukan sesuatu dengan-Nya, maka dia masuk neraka.” (HR. Muslim)


Syirik dapat menghapus semua amal shalih kita..
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi–nabi) yang sebelummu: ‘Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.’” (Q.S Az Zumar: 65).
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya, dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan dengannya ?” Dia menjawab, “Aku berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang karena ingin disebut sebagai pemberani. Dan itu sudah kau dapatkan.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia didatangkan dan diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya ?” Dia menjawab, “Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku telah infakkan hartaku untuk-Mu.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Qur’an. Dia didatangkan kemudian diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ?” Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur’an karena-Mu.” Allah berfirman, ”Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim. Engkau membaca Qur’an supaya disebut sebagai Qari’.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim). An Nawawi mengatakan, “Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menjelaskan mengenai orang yang berperang, yang menuntut ilmu dan orang yang gemar berderma, lalu menceritakan akibat yang mereka peroleh karena melakukan suatu amalan, namun diniatkan untuk selain Allah. Hukuman yang diperoleh adalah masuk ke dalam neraka. Ini menunjukkan sangat berbahayanya dosa riya’ dan begitu keras hukumannya. Hadits ini menunjukkan wajibnya ikhlas tatkala melakukan berbagai amalan.” (Syarh Shohih Muslim)

Syirik yang seringkali terjadi yang terdapat dalam hadits yang panjang, Mu’awiyah bin Hakam as-Sulami radhiyallahu’anhu menceritakan di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya baru saja keluar dari kejahiliyahan, kemudian Allah menghadirkan Islam [ke dalam jiwa kami]. Di antara kami dahulu ada orang yang terbiasa mengunjungi dukun-dukun.” Maka beliau bersabda, “Jangan kamu datangi dukun-dukun tersebut.” Dia berkata, “Di antara kami ada juga orang yang terbiasa melakukan tathayyur (beranggapan sial) karena sebab yang tidak benar.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Itulah yang biasa terbetik di dalam dada mereka, janganlah hal itu membuat mereka membatalkan niatnya.” (HR. Muslim). Dari hadits ini kita mengetahui bahwa di antara kebiasaan orang-orang musyrik jahiliyah adalah mendatangi dukun dan beranggapan sial. Sedangkan kedua hal itu adalah tergolong kesyirikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar